=====Belajar memahami dua hati=====

Senin, April 21, 2008

Ibuku Kartiniku

Ibu di hari ini kau bangunkan aku dengan lembut dan kasih sayang, kau siapkan makan pagi untuk kami, tiada lelah kau lakukan kegiatan itu setiap pagi. Namun alangkah bodohnya diri ini yang tak bisa memahami perasaanmu. Engkau telah banyak berkorban bagi ku, mulai engkau hamil tiga bulan engkau merasa mual dan tidak nafsu makan, kemudian perutmu semakin lama semakin membesar, dapat kubayangkan alangkah beratnya dirimu membawaku kesana-sini, namun kau tak pernah mengeluh, seandainya saja dirimu lelah membawaku bagaimanakah nasibku ini, namun sungguh mulia dirimu masih mau membawa diriku kemanapun engkau pergi. Mungkin aku hanya sebagai beban untukmu disaat engkau akan tidur engkau tidak bisa leluasa, engkau harus selalu hati-hati menjagaku. Selama 9 bulan 10 hari engkau tanpa lelah terus menjagaku hingga tiba waktu aku untuk keluar dari rahimmu dan melihat dunia. Dengan perjuangan pula engkau berusaha membantuku untuk keluar, dengan usaha yang keras dan mempertaruhkan nyawa engkau berusaha tanpa merasa lelah, hingga kau dengar suara tangis yg nyaring dari mulutku yg kecil dan mungil, saat menedengarku menangis dirimu tersenyum seakan bebanmu berkurang untuk sejenak, kau peluk dan kau sentuh diriku dengan lembut dan penuh kasih sayang, kau kecup pipiku, keningku, bibirku, dan engkau bilang “sungguh bahagianya diriku mendapat bidadari kecil yg cantik dan mungil yg dapat mengisi hari-hari penuh tawa riang”.

Walaupun bebanmu telah hilang untuk sejenak, kini kau harus mendapatkan beban yg baru yaitu merawatku, memandikanku, menidurkanku, menggendongku dan menenangkanku saat aku menangis. Di malam hari aku sering mengganggu tidur lelapmu yg telah lelah menjagaku seharian dengan tangisku yg nyaring, sungguh kejamnya diriku saat itu, namun engkau tau aku masih sebuah boneka kecil yg belum tau apa-apa tentang dunia, engakau tak pernah mengeluh saat ku membangunkanmu dimalam hari. Saat aku jatuh engkau membangunkanku dan mengobati lukaku, engkau mengganti popokku, memberikan air susumu kepadaku, walaupun perutmu sedang lapar engkau tetap memberikan air susumu kepadaku, seandainya ku tahu semua itu aku tidak akan memintanya darimu, namun maafkanlah diriku yg belum mengerti perasaanmu, sekarang aku tlah dewasa, aku mengerti betapa mulianya dirimu betapa berharganya dirimu, betapa sabarnya dirimu, betapa lembutnya perasaanmu kepadaku.

Aku akan berusaha menjagamu, menghormatimu, mentaatimu dan menyayangimu seperti engkau menyayangiku diwaktu aku kecil dulu, mungkin hal itu tak seberapa dibandingkan dengan pengorbananmu dulu, tapi hanya inilah usahaku walaupun aku mengesalkan aku tetap sayang padamu, memang aku sering membuatku marah tapi maafkanlah diriku ini Ibu, ku belum memahami perasaanmu, sandainya saja aku tahu penderitaanmu dan pengorbananmu aku tak mungkin melakukan hal-hal yg bisa melukai hatimu. Aku akan berusaha membahagiakanmu, karna engkaulah Ibuku, Ibu yg selalu menjagaku ibu yg selalu sayang padaku ibu yg tak pernah mengeluh saat merawatku tiada yg lain selain engkau yg bisa melakukan semua itu.” Aku percaya Ridho Alloh Adalah Ridho Orangtua dan Murka Alloh Adalah Murka Orangtua”. Jadi aku akan berusaha sekuat tenagaku untuk bisa membahagiakanmu, membutamu tersenyum selalu dan tak akan membuatmu merasa tersakiti olehku.............

Aku sayang padamu Ibu
Aku cinta padamu Ibu
Aku bahagia jadi putrimu
Aku bersyukur terlahir dari rahimmu
Terimakasih Ibu kau slalu menjagaku
Terimakasih atas semua pengorbananmu
Terimakasih untuk semua yg telah kau berikan untukku
Kau telah memberiku banyak pelajaran dalam hidup
Dan kau juga berikan kepadaku adik- adik yg cantik dan tampan
Yang menemaniku bercanda tawaria saat aku lelah

Aku sayang Ibu dan Ayah
Aku sayang adik-adik kecilku
Aku sayang keluargaku
Aku sayang semuanya
Aku ingin mereka terus tersenyum
Ya Alloh kabulkanlah permohonanku....................... (Aamiiiin):

Read More......

My Album

Surat dari Teman Tahun 2070